Momentum tahun baru 1434 H yang akan segera datang hendaknya dimuliakan. Karena untuk memperingati datangnya tahun baru hijriyah beda dengan memperingati tahun baru masehi.
Demikian dismapaikan Habib Umar Muthohar dalam pengajian umum menyambut datangnya tahun baru hijriyah di masjid Al-Falah desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan, Senin malam (12/11).
Menurut Habib Umar untuk memperingati tahun baru Masehi biasanya dilaksanakan dengan hura-hura malah-malah menjurus kepada perkara yang negatif. Berbeda dengan peringatan tahun baru hijriyah. Mengakhiri tahun sambungnya dengan memanjatkan doa memulai tahun baru juga dengan membacakan doa.
“Itulah bedanya. Kalo menjelang tahun baru masehi dirayakan dengan hura-hura. Sedangkan menyambut datangnya tahun baru Islam dilaksanakan dengan memanjatkan doa,” katanya.
Doa akhir tahun dan awal tahun yang dipanjatkan setelah ashar dan maghrib lanjut penceramah asal Semarang penuh dengan harapan. Substansi doa akhir tahun paparnya adalah permohonan ampun kepada sang khalik apabila tahun lalu banyak melakukan dosa. Sementara apabila berbuat kebaikan harapannya dikabulkan Allah.
Sebagai manusia biasa tegas Habib hendaknya senantiasa memohon ampun kepada Allah. “Nabi Muhammad SAW yang terhindar dari dosa dalam sehari membaca istighfar kurang lebih 100 kali. Kita sebagai manusia biasa yang memang banyak khilaf harusnya lebih banyak istighfarnya daripada Nabi,” tegasnya.
Hasan Al-Basri ulama terkemuka di Irak yang menjadi jujukan umat suatu ketika sebagaimana cerita Habib didatangi 3 tamu dengan masalah yang berbeda-beda. Tamu pertama mempunyai perkara rumah tangganya sering cek-cok. Tamu kedua rumah tangga sering didera penyakit dan tamu terakhir kerja bertahun-tahun belum pernah menuai hasilnya.
“Meski permasalahannya sama tetapi Imam Hasan menjawab sama dengan 3 tamu yang datang ke kediamannya. Alaika bil-istighfar. Perbanyaklah membaca istighfar,” jelasnya.
Karenanya Habib Umar mengimbau momentum datangnya tahun baru hijriyah seyogianya dimuliakan sebaik-baiknya dengan memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah SWT. Disamping itu perlu dibarengi dengan taubatan nasuha, taubat dengan sesunguh-sungguhnya.
Mari kita gunakan kesempatan yang baik ini dengan menunaikan puasa, interospeksi diri. Hal itu sesuai dengan harapan dari doa awal tahun. Yakni tahun depan yang lebih baik dan selamat dari godaan yang datang dari berbagai arah,” harapnya.
0 komentar:
Posting Komentar