Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Matakuliah:
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai pelaksana program
pendidikan, lembaga pendidikan adalah pemeran utama untuk melaksanakan program
tersebut.Dalam pelaksanaan program-program serta tujuan yang telah disepakati
oleh lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan problematika
maupun persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sebuah lembaga
pendidikan termasuk lembaga pendidikan Islam.
Persoalan-persoalan yang timbul baik
berupa faktor intern maupun ekstern.Faktor intern misalnya terkait dengan
kurikulum, tenaga pendidik, perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor
eksternnya adalah faktor-faktor sosial (masyarakat), pemerintahan maupun
pihak-pihak yang terkait. Sebuah lembaga pendidikan Islam tentunya harus
mengetahui problematika lembaganya, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang
maupun ancaman sehingga bisa melahirkan solusi-solusi cemerlang dan bisa
mengantarkan lembaga pendidikan Islam pada kedudukan yang sangat berpengaruh
dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun dunia.
Analisis SWOT merupakan salah satu
alternatif didalam manajemen pendidikan, khusunya lembaga pendidikan Islam.
Sebenarnya apa analis SWOT itu, bagaimanakah sistem kerjanya? Dan mungkin masih
banyak pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan tentang analisis SWOT yang masih
terasa asing bagi kita.Semoga dengan penyusunan makalah ini
pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa terjawab. Semoga bermaanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penerapan analisis SWOT di
lembaga pendidikan Islam.
Analisis SWOT merupakan sebuah pendekatan yang paling terkenal dan
paling mutakhir dalam dunia menajemen. Analisis SWOT juga merupakan sebuah
strategi trobosan terbaru dalam dunia pendidikan untuk menuntaskan permasalahan
atau hambatan-hambatan dalam lembaga pendidikan Islam. Kata SWOT merupakan
perpendekan dari Strengths Weaknesses Opportunities dan Treaths
yang dapat diterjemahkan menjadi: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Dalam metode atau pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa
saja yang kita miliki, kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau lembaga
pendidikan kita dan kemudian kita juga
harus melihat kesempatan atau Opportunity yang terbuka bagi kita dan
akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui ancaman, ganguan serta tantangan
yang menghadamg didepan kita. Analisis ini harus kita lakukan, baik terhadap
pesaing langsung maupun pesaing tidak langsung karena kita harus berusaha untuk
dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh sebuah lembaga
pendidikan.
Dengan kata lain, sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan lembaga pendidikan melebihi
kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu lembaga pendidikan tersebut harus
mampu memperdayakan potensi yang dimiliki secara maksimal, mengurangi
resiko-resiko yang akan terjadi. Dengan demikian, secara sederhana dapat
dikatakan bahwa tercapai atau tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah
ditetapkan adalah fungsi dari lingkungan manajemen lembaga pendidikan.
Keandalan analisis SWOT terletak pada kemampuan para penentu
strategi organisasi (decision maker) untuk memaksimalkan kekuatan
dan pemanfaatan peluang lembaga pendidikan.harapannya jelas, yakni bertujuan
untuk meminimalisasi kelemahan yang ada dalam internal lembaga pedidikan dan
menekan dampak ancaman yang akan timbul dan harus dihadapi. Siagian
mengemukakan jika analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka sepertinya upaya
untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif akan membuahkan hasil sesuai
apa yang diinginkan.
Dalam Analis SWOT ada empat titik penekanan yaitu :
1.
Faktor Kekuatan (Streng)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang
bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun
kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta
dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta didik, orang tua,
masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas
pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain ; sumber
daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari
kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan Islam sangat
tinggi, yang didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lai
dari faktor keunggulan lembaga pendidikan Islam adalah kebutuhan masyarakat
terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat
mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan Islam.
Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali
terhadap kekuatan dasar lembaga tersebut sebgai langkah awal atau tonggak
menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dan terus
melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar untuk menuju kemajuan bagi
lembaga pendidikan islam.
2.
Faktor-faktor kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar
tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga
pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga
pendidikan lain. Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan prasarana,
kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak
sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan
industri dan lain-lain
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi
oleh para pengelola pendidikan Islam, antar alain ; (1) lemahnya SDM dalam
lembaga pendidikan Islam. (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada
sarana wajib saja. (3) lembaga pendidikan Islam swasta umumya kurang bisa
menangkap peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi
sekarang ini. (4) uotput lembaga pendidikan Islam belum sepenuhnya
bersaing dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3.
Faktor Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Situasi lingkungan tersebut misalnya ; (1) kecendrungan penting
yang terjadi dikalangan peserta didik. (2) identifikasi suatu layanan
pendidikan yang belum mendapat perhatian. (3) perubahan dalam keadaan
persaingan. (4) hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya. Peluang
pengembangan lembaga pendidikan Islam antara lain :
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini
diperlukan peran serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kia menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga
pendidikan Islam kedepan.
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar diseluruh dunia. Ini adalah
peluang yang sangat setrategibagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga
pendidikan Islam.
4.
Faktor Ancaman
Ancama merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah
penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan
itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah ; minat peserta didik baru yang
menurun, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut
dan lain-lain.
B.
Analisis SWOT secara cermat dan akurat
Menurut Boseman,(1989:6) ada 7 tahap proses manajemen strategik :
1.
Lakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat.
2.
Mengenali visi dan misi organisasi.
3.
Melakukan formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi.
4.
Menetapkan sasaran strategikorganisasi.
5.
Menetapkan strategi organisasi.
6.
Melaksanakan strategi organisasi.
7.
Melakukan kontrol strategi organisasi.
Sharplin (1985:54-55) memasukkan
analisis SWOT untuk melihat kekuatan dan kelemahan didalam sekolah, sekaligus
memantau peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah.Analisis SWOT adalah salah
satu tahap dalam manajemen strategik menggunakan pendekatan lingkungan. Proses
penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan secara umum.
Anaalisis SWOT menyediakan para pengambil
keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan, jika keputusan ini
diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah dapat membantu pengalokasian sumber
daya seperti anggaran, sarana dan prasarana sumber daya manusia, fasilitas
sekolah, potensi lingkungan sekolah, dan sebagainya yang lebih efektif.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik
SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah
dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang),
strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang),
strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT
(mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
C. Contoh analisis SWOT di MAN Maguwoharjo Yogyakarta
1. Kekuatan:
a.
Knowledge atau kepakaran yang dimiliki
b.
Lulusan dihasilkan atau pelayanan yg unik
c.
Lokasi tempat lembaga pendidikan berada
d.
Kualitas lulusan atau proses
2.
Kelemahan:
a.
Kurangnya pengetahuan sosialisasi lembaga pendidikan.
b.
Lulusan yang tidak dapat dibedakan denganlulusanlembaga pendidikan
/ lembaga pendidikan lain.
c.
Lokasi lembaga pendidikan yang
terpencil
d.
Kualitas lulusan yang jelek
e.
Reputasi yang buruk
3.
Peluang:
a.
Lembaga yangterus berkembang dan pendidikan merupakan kebutuhan
bagi masyarakat.
b.
Adanya pendidikan berbasis internasional
c.
Peluang karena lembaga pendidikan yang tidak sanggup memenuhi permintaan masyarakat.
4.
Ancaman:
a.
Adanya lembaga pendidikan Islam baru di area yang sama
b.
Persaingan harga dengan lembaga pendidikan lain.
c.
Lembaga pendidikan lain mengeluarkan lulusan baru yang inovatif
d.
Lembaga pendidikan lain memegang pangsa pasar terbesar
Bagan :
|
S
(Kekuatan)
|
W
(Kelemahan)
|
O
(Peluang)
|
Sebuah lembaga pendidikan harus memanfaatkan peluang menjadikan
kekuatan atau sebaliknya.
|
Peluang digunakan untuk menekan sebuah kelemahan yang ada.
|
T
(Ancaman)
|
Kekuatan digunakan untuk menekan ancaman yang terjadi.
|
Sebuah lembaga pendidikan sebulum datang sebuah ancaman harus
menutupi kelemahan-kelamahan yang ada dengan kekuatan dan peluang.
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Permasalahan-permasalahan yang
terjadi didalam lembaga pendidikan termasuk lembaga pendidikan Islam untuk
menyelesaikan persolan tersebut tentunya dengan menggunakan metode-metode yang
variatif. Salah satunya adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Dimana didalam
analisis SWOT lembaga pendidikan Islam melihat kekuatan dengan basis
keislamannya yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits, melihat kelemahan-kelemahan
yang dimiliki kemudian diperbaiki, membaca peluang-peluang dalam terjadi dalam
kehidupan sehingga melulusan generasi yang berakhlak mulia, kredibel dan
berkualitas sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja, serta melihat
ancaman-ancaman yang terjadi maupun yang akan terjadi sehingga ancaman-ancaman
tersebut bisa berubah menjadi peluang.
B.
SARAN
Hendaknya setiap lembaga pendidikan
dalam mengatasi problematika menggunakan Analisis SWOT sebagai salah satu
solusi. Karena dengan pendekatan SWOT lembaga pendidikan akan mengenali
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga lembaga pendidikan akan lebih
mudah untuk mengatasi sebuah problematika.