Dalam praktek keagamaan, oleh kelompok puritan, adat disingkirkan. Adat dinilai sebagai tidak pantas berdampingan agama. Adat manusia, agama Tuhan. Adat relatif, agama mutlak. Adat lokal, agama universal, dan seterusnya.
Bagaimana orang Bugis menerima agama? Bagaimana mereka mempraktekkan adat. Dan bagaimana pula mereka menjalani keduanya?
Hamzah Sahal dari NU Online telah mewawancarai Prof. Dr. Nurhayati Rahman beberapa waktu lalu di kantornya, Universitas Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Sampai hari ini, Nurhayati adalah orang Bugis yang konsisten menyelami budayanya sendiri dengan cara akademik. Dari menulis skripsi, tesis, hingga disertasi, aktivis Muslimat NU Sulawesi Selatan ini menulis tentang La Galigo.
Empat ratus tahun...